Keseruan Wisata Sejarah Di Buckingham Palace London. Buckingham Palace kembali jadi magnet wisata sejarah di akhir 2025, terutama setelah State Rooms dibuka untuk publik selama musim panas dan musim dingin yang lebih panjang dari biasanya. Rumah resmi keluarga kerajaan Inggris sejak 1837 ini menarik lebih dari 500.000 pengunjung setiap tahunnya, dan tahun ini angka itu diprediksi naik berkat pameran spesial peringatan 200 tahun arsitektur istana. Dari balkon terkenal tempat keluarga kerajaan melambai, sampai ruang tahta yang mewah, kunjungan 2–3 jam di sini seperti masuk ke babak hidup raja-raja modern. Tiket terbatas, suasana elegan tapi ramah, dan cerita di balik setiap ruangan membuatnya jadi salah satu destinasi wajib bagi pecinta sejarah dan penggemar kerajaan. BERITA BASKET
Sejarah dan Arsitektur yang Hidup: Keseruan Wisata Sejarah Di Buckingham Palace London
Awalnya bernama Buckingham House, dibangun tahun 1703 untuk Duke of Buckingham, lalu dibeli George III pada 1761 sebagai rumah keluarga. Victoria adalah ratu pertama yang menjadikannya istana resmi pada 1837, dan sejak itu terus diperluas. Fasad timur yang ikonik dengan balkon baru ditambahkan tahun 1913 oleh arsitek Aston Webb—tempat yang sama di mana Charles dan Diana, serta William dan Kate berciuman di depan dunia. Total 775 kamar, termasuk 19 State Rooms yang dibuka untuk umum, 52 kamar tidur kerajaan, 188 kamar staf, 92 kantor, dan 78 kamar mandi. Lukisan Rembrandt, patung Canova, dan furnitur Prancis abad ke-18 menghiasi setiap sudut, sementara Grand Staircase berlapis emas bikin siapa saja merasa jadi tamu kehormatan.
Pengalaman Tur State Rooms: Keseruan Wisata Sejarah Di Buckingham Palace London
Tur dimulai dari Ambassadors’ Court, melewati Grand Entrance, lalu naik tangga megah ke ruang-ruang utama. Throne Room dengan kursi tahta merah 1953 milik Elizabeth II dan Philip jadi spot foto favorit. Picture Gallery memamerkan koleksi seni terbaik kerajaan yang sering dipinjamkan ke museum dunia. Ballroom terbesar di London, tempat investiture dan banquet negara, masih terasa megah meski lampu gantungnya saja seberat 2 ton. Tahun ini ada pameran spesial “200 Years of Royal Style” yang menampilkan gaun-gaun bersejarah, termasuk gaun penobatan Elizabeth II dan beberapa tiara yang jarang dipamerkan. Audio guide multibahasa (termasuk Indonesia) membantu menjelaskan detail tanpa terasa membosankan.
Changing of the Guard dan Taman Istana
Jangan lewatkan Changing of the Guard di halaman depan—jadwal 2025 tetap Senin, Rabu, Jumat, Minggu pukul 10.45 pagi (cek situs resmi kalau hujan bisa dibatalkan). Musik marching band dan seragam merah-hitam beruang masih bikin merinding. Tiket terpisah untuk taman seluas 39 hektar kini tersedia, lengkap dengan danau, flamingo pink, dan 300 jenis bunga liar. Jalur jalan kaki sepanjang 3 mil cocok untuk piknik santai sambil melihat helikopter kerajaan mendarat. Musim panas juga ada tur khusus Royal Mews (kandang kuda dan kereta emas) serta Queen’s Gallery yang berganti tema setiap enam bulan.
Kesimpulan
Buckingham Palace bukan sekadar bangunan—ia adalah buku sejarah hidup yang terus ditulis setiap hari. Dari balkon bersejarah sampai ruang tahta yang masih dipakai untuk upacara resmi, kunjungan ke sini memberi perspektif nyata tentang tradisi, kemewahan, dan tugas kerajaan modern. Di akhir 2025, dengan pameran spesial dan akses yang lebih luas, ini waktu terbaik untuk datang. Dua jam di dalam istana cukup bikin kamu pulang dengan cerita yang bisa diceritakan bertahun-tahun. Kalau London adalah mahkota Inggris, Buckingham Palace adalah permata utamanya—jangan pulang sebelum melihatnya langsung.